본1문 바로가기

BOARD

Tips Memesan Bouquet Bunga Ucapan 24 Jam Terlengkap

페이지 정보

작성자 Dyan 조회 2회 댓글 0건

작성일 24-04-25 13:03

본문

dCPCvt-1snYadpXHl1pD933KA0KKipNkMDbihob9Tkcpfxij43pEFBwIxI-lKqUUWukH0SKt21wEqoDR51JwKa-xGg=s300-cKemudian, sederet pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengirimkan karangan bunga seperti. Terpantau, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali yang namanya sempat dikirimkan ke Kemendagri sebagai calon Pj Gubernur DKI turut mengirimkan karangan toko bunga Semarang atas dilantiknya Heru jadi Pj Gubernur DKI. Sampai pukul 10.24 WIB, karangan bunga Semarang bunga dari eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum ada di area Balai Kota DKI. Heru resmi dilantik jadi Pj gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan buat Senin pagi. Acara pelantikan dilangsungkan di Gedung Kemendagri.

40792527733_f7b0da27f7_b.jpgMaka datanglah di dalam hidup mereka itu satu siksaan pedih, lebih pedih daripada siksaan yang lain sebagainya; datanglah kepadanya siksaan "kesalnya menganggur" siksaan beratnya "duduk tenguk-tenguk". Die Frau und der Sozialismus" berkata, bahwasannya perem-puan merupakan ’makhluk yang paling dulu diperbudak". Akan tetapi di lain ruang, di dalam majalah "Neue Zeit", ia pernah berkata pula, bahwasannya perempuan itu ialah "makhluk jang diperbudak selama-lamanya".

Mereka diladeni mirip Raja Puteri, seperti Dewi. Namun dalam buat itu juga, mereka diperlakukan oleh "ridder-ridder" itu sebagai makhluk yang tak cakap hidup sendiri, tak cukup kecerdasan & kepandaian, tak kuat memikul pekerjaan pekerjaan masyarakat, tak penuh fikiran serta ingatan. Di dalam kalangan kaum atasan inilah, kaum perempuan benar-benar dipelihara & dijaga-jaga oleh "ridder-ridder" itu sebagai blasterannya dewi serta si tolol.

Melepaskan syahwat, membikin keturunan, merupakan mudah -, namun memelihara keturunan itu tidaklah gampang. Memelihara keturunan itu hajat kepada keterampilan, pada banyak pekerjaan, kepada banyak pusing kepala. Dulu di dalam kelompok perempuan saja yang mendapat bagian pusing kepala ini. Laki-laki tinggal bersenang-senang, tak ambil pusing lagi lebih jauh apakah akibat pelepasan syahwat itu nanti. Hanya nanti, nanti kalau si anak itu telah besar, kalau si anak itu sudah tidak memusingkan kepala lagi dengan pemeliharaannya, namun sebaliknya menguntungkan pada yang mempunyainya, maka laki-laki lantas mau berkuasa atas si anak itu.

Mereka tak banyak ubahnya daripada anjing-anjing serigala atau gajah-gajah, yang pula hidup di dalam gerombolan-gerombolan kelompok. Mereka sebagai anjing-anjing & gajah-gajah itu, senantiasa berpindah kian-kemari menurut keperluan pencaharian hidup & keselamatan hidup. Kalau kepada satu spot, buruan dan ikan telah habis, ditinggalkanlah lokasi itu, serta dicarinyalah area lain. Di dalam kelompok inilah perempuan telah mulai menjadi makhluk yang ditaklukkan. Perempuan merupakan budak sebelum ada budak". Ia merupakan bernasib sama-sama dengan anjing betina, yang kalau yang jantan tak senang, terus digigit dan dihantam saja, - maupun ditinggalkan oleh anjing jantan itu mentah-mentahan. Malah kadang-kadang ia dibunuh, sebagaimana kakek-kakek & nenek-nenekpun dibunuh, sebab terlalu membebani kelompok itu. Hukum persuami-isterian belum ada di dalam kelompok itu. Menurut Prof. Bachofen adalah di dalam kelompok itu "promiskuiteit", memiliki makna: bahwasannya di dalam kelompok itu hantam-kromo campuran - saja laki-laki serta perempuan mencari kepuasan syahwat satu dengan yang lain. Hantam-kromo saja urusan syahwat itu, - mana yang disukai untuk sesuatu saat, ininlah yang jadi. Tak bisa laki-laki di dalam kelompok itu berkata "ini isteriku", tidak mampu pula perempuan menunjuk-kan seorang laki-laki seraya berkata "ini suamiku". Begitulah pendapat Bachofen. Akan tetapi ada aliran lain pula mengoreksi teori Bachofen ini, misal-nya Eisler, yang berkata: bahwasannya betul belum ada "pernikahan" di dalam kelompok itu, namun pun tidak ada itu promiskuiteit yang hantam-hantaman kromo samasekali. Menurut Eisler, di dalam kelompok tidak ada anarkhi seksuil yang absolut. Laki-laki selalu "berkawin" buat sementara dengan perempuan yang ia senangi. Di dalam kelompok itu bukan "promiskuiteit" yang orang lihat, begitulah kata Eisler, namun "pasangan-pasangan yang sementara", tijdelijke paring, atau di dalam bahasa Jerman "Zeit-Ehe".

Mereka adalah hidup secara "nomade", yang tetap berpindah kian kemari, jadi yang tak perlu memiliki "rumah". Hutan serta gua, ininlah rumah mereka. Di dalam level yang pertama itu, mereka belum punya masyarakat. Mereka hidup berkawan-kawanan, bergolong-golongan di dalam persekutuan-persekutuan kecil yang dinamakan horde (kelompok), dengan tak ada pertalian apa-apa melainkan pertalian kerja bersama & perlindungan-bersama, dengan tak ada "moral" melainkan moral cari makan & cari hidup.

Demikianlah umumnya keadaan kaum perempuan di kebudayaan kekuasaan dipegang oleh kaum lelaki itu. Betul sekali perkataan seorang perempuan bangsa Belanda, Clara Meyer Wichmann, bahwasannya famili itu dus merupakan satu machts verhouding, mempunyai arti, satu ruang laki-laki menjalankan kekuasaannya atas perempuan. Tatkala Nabi Isa dan kemudian Nabi Muhammad datang membawa agamanya masing-masing, maka sudahlah keadaan ini keadaan umum di mana-mana. Kedua-dua Nabi itu lantas mencoba menjunjung kaum perempuan itu dari keada-annya yang hina-dina itu, mencoba menolong perempuan itu dari ekses-ekses patriarchat, mengadakan aturan-aturan buat mengatur dan mengadilkan patriarchat itu.

Maka sebab itu pula, seluruh pendidikan yang dikasihkan buat gadis-gadis merupakan ditujukan buat hal yang satu ini. & apakah karakter-perangai perempuan yang sekarang digemari oleh laki-laki? Tak lain dan tak bukan personalitas-watak yang menetapkan perempuan itu di dalam perhambaan; ia tak perlu pintar, tapi ia wajib tenteram, musti menurut, wajib taat, wajib merendah, musti sabar, wajib sedia berkurban, wajib halus suara, harus benci untuk dunia luaran, wajib cinta rumah tangga saja.

Pelayan-pelayan merupakan di kalangan kaum atasan itu buat mengerjakan pekerjaan yang berat-berat. Namun toh, hidup kaum perempuan atasan itu dari dulu mula satu "kehidupan rumah tangga" belaka. Sekolah-sekolah, kantor-kantor, tempat-area dunia ramai, pekerjaan-pekerjaan sebagai klerk, komis, pemegang buku dsb, tertutup rapat-rapat pada mereka. Di rumah tangga saja mereka harus mendekam. Tulisan "dia saleh dan menenun", tulisan batu kubur yang berbunyi demikian itu terutama sekali terdapat bagi kubur-kubur kaum perempuan kelas atasan.

댓글목록

등록된 댓글이 없습니다.

더 모먼트 정보

CONTACT US

CS center : 070-8836-8030
Week : am 9:00 ~ pm 6:00
Lunch : am 12:00 ~ pm 1:30
(weekends , holidays OFF)

BANK INFO

신한은행 110-511-792677
김동민

COMPANY

The Moment ADDRESS : 서울특별시 관악구 과천대로 931, 301호
BUSINESS LICENSE : 647-28-00837 CEO : 김동민
ONLINE BUSINESS LICENSE: 2020-서울관악-0359호
Copyright © 2019 The Moment (더 모먼트). All Rights Reserved.