BOARD

Menurut keterangan mahir-mahir ini, florist Semarang maka bagaimapun juga jeleknya nasib perempuan di dalam kelompok itu, belumlah ia jadi siksaan jiwa yang begitu amat sebagai perempuan-perempuan tutupan di zaman sekarang ini. Sorot mata perem-puan-perempuan kelompok tentunya masih sorot mata "merdeka", menilik gambar-gambar di dalam gua dari puluhan rb tahun yang lalu, yang menggambarkan perempuan ikut "berpesta" dengan kaum laki-laki. Sebagaimana nasib serigala betina di dalam kelompok serigala bukan nasib yang jelek samasekali, - anjing serigala betina masih banyak kesenangannya serta kemerdekaannya, maka perempuan kelompok pun masih banyak kesenangannya serta kemerdekaannya.

Setidak-tidaknya tak kurang dari 300.000 tahun (I.H.Jeans). Hanya saja wajib diketahui, bahwa manusia purbakala itu belum begitu sempurna selaku manusia peradaban sekarang. Manusia zaman purbakala yang bernama Pithecanthropus Erectus (sekitar 500.000 tahun yang lalu), Homo Heidelbergensis (sekitar 250.000 tahun yang lalu), Eoanthropus (sekitar 100.000 tahun yang lalu.), Neanderthalmensch (sekitar 50.000 tahun yang lalu), manusia-manusia ini semuanya kalah kesempurnaannya dengan manusia zaman sekarang.

Zeit-Ehe ini nanti kalau telah "bosan", dilepaskan lagi maupun ditiadakan lagi, bagi menjadi lagi pasangan-pasangan baru dengan laki-laki lain ataupun perempuan-perempuan lain. Sudahkah tuan pernah perhatikan pasangan sementara di kalangan anjing? Anjing jantan selalu berganti isteri, dan anjing betina terus-menerus berganti suami, namun "persuami-isterian" itu bukan hanya untuk satu saat beberapa detik saja, melainkan "luku" sampai beberapa minggu lamanya. Anjing senantiasa "berlaki-bini", sungguhpun cuman guna sementara.

Rohaninya, jiwanya, fikirannya, kemauannya, perangainya, batinnya, seluruh itu menjadi lemah dan tunduk, jelita & sabar, ikhlas & taat, - lain lagi daripada jiwa, fikiran, nafsu, sifat kaum Amazone atau kaum wanita Nusa Tembini di zaman matriarchat purbakala. Serta bukan saja jiwa dan sukma perempuan itu jadi lemah, format badannya pun menjadi lemah. Saat ini jarang sekali terlihat orang perempuan yang badannya subur serta besar, sigap dan kuat seperti di zaman purbakala itu.

Dia mulai mencoba-coba mendirikan "rumah" yang hendak melindungi dirinya serta anak-anaknya daripada panasnya matahari dan basahnya air hujan, dinginnya hawa malam serta tajamnya angin. Dialah yang dengan dahan-dahan kayu, ranting-ranting dan daun-daun mula-mula mendirikan gubug yang menggemari bersahaja. Dan bukan saja "rumah" Dia jugalah yang pertama-tama duduk di samping buaian kesenian. Dia, kaum perempuan itu, dialah yang mula-mula terbuka ingatannya mengambangkan tali buat mengikat bagian-bagian gubugnya, mengambangkan barang-barang keperluan hidup yang amat perlu, selaku misalnya melunakkan kulit binatang yang sudah kering, menganyam tikar maupun menganyam keranjang, memintal serat kayu jadi benang, menenun benang itu jadi kain kasar, membentuk tanah liat menjadi semacam periuk maupun sejenis pinggan.

Dulu perlaki-isterian itu secara anjing serigala saja, dulu merupakan "Zeit-Ehe" ataupun "Promiskuiteit". Namun saat ini perlaki-isterian ini mulai diatur sedikit-dikit, diatur perhubungannya antara laki-laki serta perempuan, serta diatur pula hal-hal yang mengenai keturunan-keturunan sebagai hasilnya perhubungan laki-laki & perempuan itu. Saat ini guna pertama kali di dalam sejarah kemanusiaan diadakan hukum yang mengatur perlaki-isterian & keturunan itu. Memang urusan keturunan inilah pokok-pangkal seluruh hukum perlaki-isterian, asal-mula setiap hukum perlaki-isterian.

Sebaliknya, ada pula negeri-negeri, toko bunga Semarang yang dulu didiami oleh. Misalnya saja padang pasir Sahara. Ada bekas-bekas kultur manusia di Sahara itu, yang membuktikan, bahwa di situ di peradaban dulu banyak air dan rumput & pohon-pohonan, banyak kriteria-pedoman bagi manusia & binatang bagi hidup, & tidak padang pasir yang kering, terik, serta kosong bagai sekarang. Sebaliknya, negeri-negeri Utara bagai Swedia & Norwegia, yang sekarang lumayan banyak manusianya, di zaman dulu adalah kosong oleh karena samasekali tertutup dengan es yang bermeter-meter tebalnya.

Manusia, makhluk yang paling kejam serta paling edan antara segala hewan, kerap sekali membungkus keadaan-keadaan masyarakat yang esensi dengan adat-adat kebiasaan yang paling menggelikan. Couvade adalah salah satu dari tipuan yang dijalankan oleh laki-laki, buat mengusir wanita dari kedudukannya dan miliknya. Kita laki-laki mau merdeka dari asuhan ibu, kita mau merdeka mengeluarkan keringat kita guna kami sendiri, dan kepada anak kami sendiri, kami mau merdeka menyusun sodara!

Kecuali perkecualian di zamannya matriarchat itu, maka betul sekali perkataan Bebel ini. Mungkin-kah datang satu waktu, di mana ia akan hidup merdeka kembali? Ataukah telah memang "kodrat" perempuan, hidup di bawah telapak laki-laki? ↑ Butuh diterangkan di sini bahwasannya kedudukan yang baik dari perempuan di dalam zaman hukum peribuan itu ialah di dalam hukum peribuan yang karena perezekian, sebagai yang saya terangkan di atas ini. Namun ada pula hukum peribuan yang tidak karena perezekian, melainkan hanya bagi menangani keturunan saja. Maka di sini tidak selalu kedudukan perempuan itu baik. Teori Bachofen yang mengatakan, bahwasannya hukum peribuan terus-menerus mengasih kedudukan mulia buat perempuan, musti dianggap belum mutlak.